Senin, 14 September 2020

Mendaki Gunung Parang Puwakarta Via Ferrata #PerjalananDhika

Halloo Hai, kali ini aku mau menceritakan pengalaman perjalanan dhika ke Gunung Parang.
Sebenernya aku jalan ke Gunung Parang itu di tahun 2018 hehe udah 2 tahun laluuu, tapi gakpapa karena ada beberapa permintaan untuk diceritain. Aku update lagi tulisan yang sudah lama di draft dan tidak di publish-publish ini. 

Well, Gunung Parang ini terletak di Purwakarta, Jawa Barat dengan tinggi kurang lebih 930 meter. Aku tertarik kesini untuk mencoba mendaki gunung via ferrata, ferrata adalah bahasa Italy yang berarti "tangga besi", dan setelah membaca beberapa artikel ternyata pendakian Gunung Parang via ferrata adalah pendakian pertama di Indonesia dan tertinggi di Asia pada tahun 2018. Keren kan? makanya gak cuma pendaki lokal yang berkunjung kesini, banyak juga wisatawan asing yang penasaran untuk mencoba pendakian ini.

Okay berikut akan kasih beberapa informasi mengenai perjalanan ke Gunung Parang.

Perjalanan ini Dhika berempat sama temen-temen yaitu Iki, Lambok, dan Bang Eto.

Perjalanan dari Jakarta ke Purwakarta kami memilih menggunakan Arnes Shuttle Bus dari pool Pancoran, Jakarta Selatan. Waktu tempuh kurang lebih hanya 2 jam, kami ambil jadwal keberangkatan pertama yaitu pukul 05:00 pagi. Sesampai di pool Arnes di Purwakarta kami memilih untuk menggunakan taxi online, jika menggunakan angkutan umum kemungkinan harus charter (sewa) dikarenakan jumlah kami hanya bereempat maka dari itu kami memilih untuk menggunakan Taxi Online dengan biaya berdasarkan aplikasi yaitu Rp. 115.000 (di tahun 2018). Waktu tempuh dari Kota Purwakarta ke lokasi pendakian Gunung Parang kurang lebih 1 jam.

Nah sebelumnya pas aku belum berangkat aku sudah cari-cari dulu untuk jasa yang akan kami gunakan untuk pendakian Gunung Parang, kami memilih @gunungparang_badega sebagai jasa untuk penyewaan alat serta guidenya. Biaya penyewaan alat dan guide tergantung jarak ketinggian yang kita ingin daki. 

Nah ini aku cantumin price listnya sesuai update harga di tahun 2020 yaa:
  • Opsi 1 - Via Ferrata + 300 meter = IDR 200.000
  • Opsi 2 - Via Ferrata + 900 meter = IDR 400.000
Waktu itu aku sama teman-teman pilih pendakian yang + 900 meter dan kita pilih ngecamp. Lokasi campnya kita pilih yang harus trekking sedikit dulu (kurang lebih 15 menit). Setelah mendirikan tenda, makan siang ada briefing terlebih dahulu dari Guide Gunung Parang Badega mengenai cara pengunaan alat, penjelasan soal do's and dont's.

Kurang lebih pukul 13:00 kita mulai pendakian, disini seru banget selama pendakian dari Guide Gunung Parang Badega itu mendokumentasikan kita. Sekitar ukul 15:00 kita sampai di spot foto 300 meteeerrrr. Masih ada 600 meter lagi, menurut aku ini naik gunung terenjooooyyy haha.

Singkat cerita, sampai di ketinggian 900 meter itu kurang lebih pukul 17:00 waktu mau Sunset dan kita menikmati yang Subhanallah! Menikmati momen, foto-foto, dengerin musik, rebahan dilakukan semua.

Matahari mulai terbenam, sekitar pukul 18:00 kita mulai turun via ferrata juga. Disini kesalahan kita adalah headlamp kita tinggal di tenda jadi mengandalkan Flash HP dan headlamp guide karena gak ekspek turun sampe malem dan mengandalkan cahaya terang bulan suweerrr. Turun malem ini cukup effort tapi sangat berkesan dan seruuu ditambah lagi pas malem kita bisa liat pemandangan langit penuh bintang cantik banget. Nah, sampe di Camp itu kurang lebih 20:30. Setelah makan, bersih-bersih kita bobo.

Paginyaaa..

Viewnya bagussss, kita sengaja bangun tenda menghadap viewnya and we really enjoy it..

Berikut foto-fotonya biar aku gak dibilang Hoax hehe

Gunung Parang Purwakarta, Perjalanan Dhika
Bang Eto, Lambok, Iki

Gunung Parang Purwakarta, Perjalanan Dhika
Foto di +300 M

Gunung Parang Purwakarta, Perjalanan Dhika
Rumah Kita

Gunung Parang Purwakarta, Perjalanan Dhika
Di tengah perjalanan

Gunung Parang Purwakarta, Perjalanan Dhika
Bahagia

Gunung Parang Purwakarta, Perjalanan Dhika
Bahagia lebih

Gunung Parang Purwakarta, Perjalanan Dhika
Puncak +900 M


Gunung Parang Purwakarta, Perjalanan Dhika
Masih horizontal

Gunung Parang Purwakarta, Perjalanan Dhika
Horizontal mulai tinggi

Gunung Parang Purwakarta, Perjalanan Dhika
Masuk jalur vertikal

Gunung Parang Purwakarta, Perjalanan Dhika
Nangkring dulu dipojokan

Gunung Parang Purwakarta, Perjalanan Dhika
Atraksi Ciluk Ba

Gunung Parang Purwakarta, Perjalanan Dhika
Sunset di 900 M

Gunung Parang Purwakarta, Perjalanan Dhika
Hai!

Gunung Parang Purwakarta, Perjalanan Dhika
Sunrise di Spot Camp

Gunung Parang Purwakarta, Perjalanan Dhika
Swing swing

Gunung Parang Purwakarta, Perjalanan Dhika
Photoshoot session

Gunung Parang Purwakarta, Perjalanan Dhika
Hepiii sepanjang jalan

Gunung Parang Purwakarta, Perjalanan Dhika
900 METER

Gunung Parang Purwakarta, Perjalanan Dhika
Mulai terbenam

Gunung Parang Purwakarta, Perjalanan Dhika
Nyari sinyal

Gunung Parang Purwakarta, Perjalanan Dhika
Nangkring di Jalur Vertikal

Gunung Parang Purwakarta, Perjalanan Dhika
Mulai jauh dari dataran

Gunung Parang Purwakarta, Perjalanan Dhika
Bersyukur


Voilaaaa! itu dia foto-fotonyaaa aku plot fotonya sedikit acak yaaa, tapi bisa dinikmati viewnya yang cakeeppp. Pokoknya ini naik gunung yang tak'kan terlupakaaan.

Anyway, untuk budget dulu di tahun 2018 -/+ yang kita keluarkan itu Rp. 750.000 (all in), tapi itu masih pake harga sewa alat yang lama yaa.  Yang sekarang ternyata ada kenaikan harga..

So, kalian harus coba iniiii, juaraaak laahh. Okee sekian sudah.. Bye bye! See you ditulisan aku selanjutnyaaaa..




Rabu, 02 September 2020

Satu Hari Satu Malam Sajaaa Sunrise di Bukit, Mantai, Nyurug, Sunsetaaan di Sukabumi


Well!  Kali ini aku nulis lagiiii karena cukup banyak pertanyaan via DM soal "Ini Dimana?" "Naik apa kesana?" "Berapa lama waktunya?" "Berapa Budgetnya?" sedikit lelah hehe untuk jawabin satu per satu aku rangkum disini yaaa 😊

Jadi awalnya perjalanan ini aku diajak sama Ka Fanny dan Echa temen kantor lamaku Hari Senin ngajak Hari Jumat berangakaat, kita juga beberapa kali ngetrip bareng. Nah, trip kita kali ini dengan misi melanjutkan perjalanan ke Ujung Genteng di 2 tahun lalu yang bisa dibilang kurang memuaskan karena cuacanya lagi gak bagus. Mulai dari Pantai Ujung Genteng yang lagi banjir jadi airnya kotor, terus Curug yang mau kita kunjungin warna airnya kaya Milo, view laut pun warna lautnya kaya Teh Tarik. Destinasi dengan view terbaik kala itu yang kita kunjungi itu di Panenjoan ajaaa.

Nah langsung ajaa untuk detail perjalanannya. Kita berangkat sekitar jam 10 Malam dari Jakarta sempet berhenti di Rest Area untuk drive thru makanan. Lanjut lagi perjalanan, kurang lebih sampe jam 4 Subuh. Berhenti di Masjid daerah Jampang untuk Subuhan dulu, abis itu kita cari lokasi Bukit Teletubbies. Destinasi pertama kita yaitu lihat Sunrise di Bukit Teletubbies, Jampang Kulon. Untuk perjalanan ini kita mengandalkan Google Maps. Akhirya ketemuuuu, kita parkir mobil dan mulai jalan untuk menuju Spot terbaik.

1. Bukit Teletubbies, Jampang Kulon

Pas kesini masih cukup gelap, matahari belom nongol banget jadi agak nyari lagi dimana tempat spot terbaik dengan jalan kaki. Kita pun sempet salah masuk jalur, terus tiba-tiba ada motor yang ke Spot terbaik, akhirnya kita ikutin dan BRAVOOOO. Kereeeeen! Ini sempat dibilang Sumba van Java. YESS, emang menurutku  mirip dengan Bukit-Bukit di Sumba dan Bukit Merese di Lombok. Untuk ke lokasi bukit kita harus melewati Ladang warga, banyak sapi warga juga yang dilepas di bukit ini jadi tambah aesthetic, kita bisa liat laut dari bukit ini, ada danau kecil juga di tengah bukit. Pokoknya bagusss! Yang jelas kalau mau kesini tetap jaga kebersihannya yaa teman-temaaan.

Sunrise Bukit Teletubbies, Sukabumi, Perjalanan Dhika
Pink, Orange, Purple, Blue


Sunrise Bukit Teletubbies, Sukabumi, Perjalanan Dhika
Me & Sunshine

Bukit Teletubbies, Sukabumi, Perjalanan Dhika
Teletubbies 

Bukit Teletubbies, Sukabumi, Perjalanan Dhika
The Sunshine

this smile..

Chillin'

Lanjut dari Bukit Teletubbies kita ke Pantai Ujung Genteng, kita berangkat dari Bukit Teletubbies sekitar Jam 07:30, waktu tempuh ke Pantai kurang lebih 30 menit. Nah untuk biaya retribusi itu dikenakan diawal pas masuk Kawasan Wisata Ujung Genteng ada Pos. Aku gak tau detailnya berapa karena abis bangun tidur, cuma engeh total yang dibayar Rp. 27.000 untuk 6 orang + mobil. Tapi kalau dicari Google, Tiket Masuk Ujung Genteng Rp. 10.000/orang. Gak ngerti disini apa penjaga posnya salah ngitung hahaha karena masih Subuh.


2. Pantai Ujung Genteng, Sukabumi

Finally! Kesiniiii dengan Air jernih, cuaca bagusss, jadi viewnya cakep bangetttt. Pantai Pasir Putih, pagi itu air lautnya lagi surut jadi jarak ombaknya jauh. Jadi kita bisa jalan-jalan kecil di laut yang airnya cuma sebetis. Oh ya disini sebenernya banyak penginapan, jadi buat teman-teman yang mau bermalam juga bisa. Kita disini 2 jam dari jam 08:00 sampai jam 10:00, karena gak terlalu ramai pengunjung jadi kita puas banget..



Girls in White

Hi Blue!

Ma Fav Colours


Next destinasi yaitu Curug Cikaso, nah untuk Curug Cikaso ini udah nggak satu kawasan wisata Ujung Genteng. Waktu tempuhnya kurang lebih 1 jam, dan view selama perjalanan itu kereeen. Suasananya kaya di Jalan Senggigi Lombok banyak pohon kelapa dan view pinggirnya laut dan sawah.


View menuju Curug Cikaso


3. Curug Cikaso, Desa Ciniti, Sukabumi

Sampai Curug Cikaso sekitar jam 11.00. Tiket masuk Curug Cikaso Rp. 3.000/orang + Parkir Mobil Rp. 15.000. Sebelum ke lokasi Air Terjun kita makan siang di warung dulu harganya pun masih terjangkau. Nah di Curug Cikaso ini kita ada 2 opsi untuk menuju Air Terjun yaitu Jalan Kaki dan Naik Perahu. Kita pilih naik perahu karena mau merasakan sensasi naik perahu. Biayanya Rp. 65.000 / Perahu (Pulang-Pergi) menurutku worth it yaa warga lokalnya juga baik. Naik perahu cuma 5 menit udah sampeee, suasana sedikit mirip pas naik perahu menuju Desa Rammang-Rammang di Maros, Sulawesi Selatan hehe selama perjalanan ini aku nostalgia terus sama perjalanan-perjalanan sebelumnya. Oh iya pas sampe curug ada uang kebersihan kalau gak salah 2 ribu atau 3 ribu / orang.

Udah deh kita foto-foto, main air, nikmatin sejenak suasana damainyaaa sampe jam 13:30, balik lagi ke parkiran, mandi, bersih-bersih, sholat dzuhur dan kita keluar sekitar jam 14:30.

Air Terjun Cikaso, Sukabumi, Perjalanan Dhika
Megaaaah

Curug Cikaso, Sukabumi, Perjalanan Dhika
Si cantik Cikasooo

Air Terjun Cikaso, Sukabumi, Perjalanan Dhika
Masha Allah

Air Terjun Cikaso, Sukabumi, Perjalanan Dhika
Selesai main air



4. Sunsetan di Puncak Gebang, Geopark Ciletuh

Karena masih ada waktu kita lanjut untuk ke Geopark Ciletuh, Pelabuhan Ratu mau liat view laut dari atas bukit. Waktu tempuhnya kurang lebih 1,5 jam. Disarankan yang kesini yang expert bawa mobil yaa hehe karena jalur ke lokasi naik-turun dan meliuk-liuk hihi. Puas di mobil disuguhin pemandangan cakeppp. Akhirnya kita memutuskan berhenti di satu spot namanya Puncak Gebang, disini ada spot untuk foto dan cuma bayar parkir Rp. 10.000. Karena anginnya kenceng banget dan lagi itu mataharinya ngumpet di awan, akhirnya kita lanjutin perjalanan turun dan masih nemu jalanan dengan view cakeppp.

View dari Puncak Gebang

View sepanjang Jalan kenangan

Lauuuttt

Terus kita lihat matahari mulai nongol akhirnya kita memutuskan untuk berhenti lagi di Warung pinggir jalan, dimana spotnya kita bisa liat Sunset sambil makan bubur ayam, mie rebus kupat tahuuu hehe karena banyak yang jualan. 

Sunset di Pelabuhan Ratu, Perjalanan Dhika
Sunsetan

Selesai makan dan udah puas liat viewnya lanjut perjalanan pulang. Berhenti dulu pas Magrib ke Mesjid, lanjut perjalanan lagi ke Jakarta, berhenti lagi untuk makan malam di daerah Cibadak, lanjut jalan lagi dan sampai Jakarta pukul 23:30!

Dan menurutku trip kali ini sehari semalam yang sangat memuaskaaan, karena semuanya dapeettt, cuacanya bagusss, enjoyyyy, gak cape cape bangett, hepi lah pokoknyaaa.

Nah! untuk estimasi waktu dan budget sudah aku jelasin yaa, dibaca yaa jangan males bacaaa hehe

Ini Budget yahg sekiranya belum aku cantumin diatas:

BBM: Rp. 350.000 (Jakarta - Sukabumi - Jakarta)

E-Toll: +/- Rp. 50.000

Okee! Semangat semuaaa. See you in MY NEXT TRIP! #PerjalananDhika

Selasa, 19 Mei 2020

Bisa Ngetrip ke Beberapa Daerah di Indonesia ??? Berawal dari NGAYAL..

Semuanya berawal dari NGAYAL..

Aku udah sempet cerita mungkin yang udah tau kalau aku dulu pas kelas 3 SD sering banget sambil naik sepeda, sambil ngayal semoga bisa keliling Jakarta, Keliling Pulau Jawa, Keliling Indonesia, Keliling Dunia, Keliling Luar Angkasa (maksudnya mampir ke Planet-planet gitu haha) sampe-sampe cita-cita dulu pengen jadi Astronot biar kesampean haha yaa namanya juga bocah yaa cita-citanya ketinggian kayanyaaaa..

Jujur aku terlahir dari keluarga yang sederhana, sangat sederhana mungkin bisa dibilang. Aku sangat bangga sama Mama yang bisa nguliahin anak-anaknya dengan effort yang luar biasa menurutku.

Untuk Kuliah pun aku cari cara supaya bisa kuliah yang tidak terlalu membutuhkan biaya yang tinggi dan gak terlalu menyusahkan mama. Untuk itu aku cari Beasiswa-beasiswa, alhamdullillah rejeki aku dapat beasiswa prestasi dari program Kemendikbud di Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti.

Kenapa aku ceritain ini ???
Karena menurutku ini sangat berpengaruh untuk mengatur keuangan yang aku dapat, setidaknya biaya pengeluran untuk kuliah bisa diminimalisir jadi hanya kebutuhan jajan sehari-hari atau kebutuhan perlengkapan kuliah lainnya.

Gimana bisa sering ngetrip? Dengan budget yang ngepas? 


Ok, aku mungkin mulai bisa ngetrip kesana kemari itu mulanya pas zaman kuliah. Jadi pas kuliah aku dulu punya side job yaitu Photoshoot / Videoshoot untuk beberapa brand baju/hijab. Nah uang hasil foto sebagian aku tabung dan kalau liburan semesteran aku pake untuk ngetrip ala backpacker. Mulai dari yang deket-deket dulu Pulau Seribu, Curug-curug di Bogor, sekitaran Jawa Tengah (Jogja, Semarang, Solo, Wonosobo, Kebumen), kalau nyebrang Pulau yang paling deket dan murah yaitu Lampung.

Untuk melakukan traveling zaman kuliah, diawal aku cari destinasi/daerah dimana yang kiranya masih terbilang murah untuk melakukan trip mulai dari biaya transportasi, akomodasi, sampe ke makanan. Untuk ke Bali / Lombok menurutku itu masih khayalan jauh lah bisa kesana saat itu.

Kuliahku jurusan perhotelan tapi ikut Club Traveling di Kampus, konsep club traveling ini pun kita ngetrip dengan biaya yang menyesuaikan anak kuliahan. Nah biasanya kita eksplor tempat-tempat yang masih jadi potensi wisata yang masih belum dikunjungi banyak orang. Terkadang tempat-tempat yang belum komersil ini yang bisa mendukung kita ngetrip dengan low budget. Semuanya direncanain, mulai dari itinerary, berapa budget yang dibutuhin, cari kenalan di setiap daerahnya siapa tau bisa bantu pada saat eksplor.

Lanjuuuuut.. masih di masa kuliah jadi ada program internship di Semester 5 selama 1,5 tahun. 


6 bulan pertama, aku internship tapi as Daily Worker di Jakarta nah lumayan kan tetep dibayar ada penambahan uang masuk untuk ngetrip walaupun waktunya gak banyak karena harus kerja. 

6 bulan kedua, aku mau internship di luar Jakarta tapi mau nyari tempat dimana yang bisa sambil travelingan, banyak temen-temen yang pada milih ke Bali. Aku gak tertarik kesana selain biaya hidupnya lumayan mahal, disana pun gak ada hotel yang bisa nerima kerja pakai hijab. Aku sama beberapa temen cari-cari hotel dimana yang suasananya beda dari Kota. Ketemulah di Sumba di salah satu Resort kece menurutku namanya Nihi Sumba Resort. Tinggal kurang lebih 6 bulan disana ketika ada waktu kosong bener-bener dimanfaatin untuk eksplor (cerita lengkapnya bisa diliat ditulisan sebelumnya).

6 bulan terakhir, aku buat internshipku untuk kerja  di salah satu e-commerce. Disini juga alhamdullillah ada pemasukan seperti orang kerja walaupun disitu aku masih kuliah.

Masuk Dunia Kerjaaaa..


Nah setelah lulus kuliah, aku sempat bekerja untuk bantu Abangku merintis usaha tour & travelnya yaitu Keliling Indonesiaku. Nah disini lah beberapa memang perjalananku ke beberapa daerah di Indonesia karena kebutuhan survey untuk tour & travel. Jadi di akhir 2016 aku melakukan solo trip ke Raja Ampat, Makassar, Sumba, Bali, Malang.
Sudah masuk di dunia kerja alhamdullillah ada pemasukan yang lebih, nah pasti aku sisihin untuk kebutuhan traveling khususnya kebutuhan untuk nurutin wish listku.

Sejujurnya masih banyak banget yang belum dikunjungi, masih jadi tanda tanya apa bisa kecapai semua. Bukan jadi prioritas sih sebenernya aku juga liat keadaan kapan perlu ngetrip. Uang trip itu adalah uang tabungan yang emang disisihkan.

Selain itu juga selama kerja di Keliling Indonesiaku, ini juga salah satu faktor aku bisa ke beberapa daerah di Indonesia. Walapun sebenarnya bukan murni liburan tetapi kerja dan menurutku ini kesempatan yang luar biasa.


Pengalaman dan Pembelajaran yang gak pernah didapat di bangku Sekolah


Yang jelas gak ada penyesalan sama sekali selama melakukan perjalanan, yang ada adalah rasa syukur yang luar biasa dapet pengalaman dan pelajaran yang mungkin gak pernah didapat di bangku sekolah.

Dan yang harus ditekankan adalah apapun yang diinginkan harus dicari bagaimana cara mendapatkannya. Mimpi, Ngayal gak ada yang salah. Selama diri kita yakin percayalah tidak ada yang tidak mungkin, terus berusaha dan berdoa. Tuhan pasti kasih jalan yang terbaik.

Bisa ke Raja Ampat, Labuan Bajo, Sumba, Bali, Lombok itu semua bermula dari KHAYALAN yang aku usahakan untuk jadi NYATA.

Senin, 24 Februari 2020

Pengalaman BERHARGA di Pulau SUMBA yang TAKKAN TERLUPAKAN

Assalammualaikum, yeaayy lanjut lagi yaa buat tulisannya. Kali ini aku nggak cuman mereview tempat wisata yang ada di Sumba, tapi aku juga akan menceritakan sedikit pengalamanku di Sumba.

Jadi singkat cerita tahun 2015 itu aku pernah ke Sumba dan tinggal di Pulau ini kurang lebih selama 6 bulan, kenapa bisa tinggal disini? di tahun tersebut aku lagi menjalankan program magang dari kampus. Aku cari Hotel/Resort yang dipikiranku harus jauh dari suasana kota, karena udah penat sama keadaan Jakarta.

Pilihanku adalah Bali / Lombok / Batam / Pulau mana lah pokonya yang keceee. Mengingat aku pakai hijab jadi udah jelas-jelas Bali dicoret, karena disana hotel manapun gak ada yang nerima staffnya menggunakan hijab saat itu apalagi yang masih anak magang.

Aku sempet browsing sama temen-temenku nemulah kita Resort namanya "Nihiwatu Resort” sekarang sudah berganti nama jadi NIHI SUMBA hmm diliat dari foto di google tempatnya keceee paraaah, coba deh untuk kirim CV kesana bareng sama temen-temenku, kita berenam setelah ada kabar untuk proses interview via skype kita makin semangat dan hasilnya ternyata mereka hanya membutuhkan 4 anak magang. Jadi kita cuman berempat yang jalan, gue kenalin yaa nama-namanya ada Iki, Fitria (Pitong), dan Yanto (Mas Rian). Anyway, Nihi Sumba ini menjadi #1 Best Hotel in the World 2017 versi Majalah Travel + Leisure.

1 Maret 2015 kita mulai perjalanan, We're so excited, sampe-sampe kita punya lagu kebangsaan hehe yaitu lagunya Ipang - Sahabat Kecil, karena kita rasa iramanya pas banget buat ala-ala di alam bareng sahabat gitu. Saat itu kita harus transit dulu ke Bali, semalam di Bali paginya kita harus lanjut lagi jalan ke Sumba.

Sampailah kita di Sumba, turun di Bandara Tambolaka, Sumba Barat Daya. Makin excited jejingkrakan kaya anak bocah hehe. Diperjalanan gak ada abisnya kita takjub sama pemandangan ini Kota, apalagi pas udah mulai naik ke atas ke arah Nihiwatu Resort. Ini diaaa, pertama kali aku mengabadikan momen di Sumba.

Tanggal 3 Maret 2015 kita udah mulai kerja, kita dikenalin sama warga-warga lokal disana, alhamdullillahnya mereka welcome banget sama kita, so tambah lagi kenyamanannya. Kita dikasih tempat tinggal yang gak jauh dari Resort. Oh iya anyway gue jelasin dikit yaa selama di Nihiwatu Resort gue magang di Kitchen Departement, berikut penampakan gue kalo lagi pake kitchen uniform.

di Kitchen bersama Ikan Mahi-Mahi


Suasana Sore di Ombak Restaurant


Persiapan Dinner

Nah lanjut lagi biasanya aku memanfaatkan waktu pulang kerja buat eksplor, biasanya kita minta temenin staff lokal, dan mereka dengan senang hati mau nemenin kita buat jalan-jalan sore.
Berikut foto-fotonya aku sama temen-temen disiniii.

Jalan-jalan Sore sama Ama Sumba



Main ke Pantaiiii

Keluargaaaa

Selama kerja, aku dapat Day off 1 hari, biasanya disini aku juga manfaatin buat jalan. Nah kalau lagi pas libur dan ada kegiatan dari hotel aku suka ikut mereka untuk berkunjung ke Sekolah-sekolah untuk bagi-bagi makanan gratis. So happy to be here!

Main-main ke Sekolah

Main-main ke Desa

Adik-adik asli Sumbas

Main Soreee


Menurutku di Pulau Sumba ini aku mendapatkan pengalaman yang benar-benar sangat berharga, disini aku belajar banget untuk harus selalu bersyukur dengan apa yang kita punya saat ini. Belajar untuk menghargai perbedaan, belajar untuk hidup mandiri jauh dari keluarga, belajar bahwa sekecil apapun ilmu yang kita kasih akan dapat memberi manfaat untuk orang lain. Banyak hal yang mungkin gak bisa disebutkan satu per satu tapi menurutku di tempat ini lah proses kedewasaanku dibentuk. Jadi Rindu Sumbaaaa, Mamaaa-mamaaaa, dan teman-teman disanaaaa…
Someday, I will going to be there! Insha Allah..